Kemendikbud Jamin Fasilitas Belajar di Daerah 3T Mencukupi
Jakarta - Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen
Dikdasmen) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Hamid Muhammad
mengatakan, pemerintah terus meningkatkan layanan pendidikan pada daerah 3T
melalui pembangunan fasilitas belajar dan penempatan guru.
“Program gizi anak sekolah tahun lalu hanya ditempatkan
pada 11 kabupaten, pada tahun ini menjadi sekitar 100 kabupaten. Selain itu
juga ada program sanitasi sekolah,” jelas Hamid dikutip dari siaran pers Kemendikbud,
Rabu (7/2).
“Pada tahun 2015 Kemendikbud juga memiliki program
Sekolah Garis Depan ( SGD) dan ini sudah jalan di 49 kabupaten,” tambahnya.
Selanjutnya, terkait pemenuhan guru di daerah 3T,
Kemendikbud sejak tahun 2015 telah menginisiasi program Guru Garis Depan (GGD).
Pada tahun pertama disiapkan sekitar 800 orang GGD, dan angkatan kedua pada
tahun 2016 disiapkan sekitar 6.200 guru.
“Untuk GGD angkatan kedua baru bisa bertugas pada tahun
2017. Guru garis depan untuk tahun ini masih kami bicarakan dengan kementerian
terkait. Tetapi kami menyiapkan tambahan itu sekitar 9 ribuan GGD,” ujar Hamid.
Untuk memberikan kesejahteraan guru di daerah khusus,
Kemendikbud juga memberikan tunjangan guru daerah khusus berdasarkan data yang
diberikan oleh Kementerian Desa. Dari data Kementerian Desa ada sekitar 35 ribu
desa yang masuk kategori sangat terpencil dan terpencil.
Kemendikbud, kata Hamid, sudah menangani sekitar 15 ribu
desa yang masuk kategori sangat terpencil. Sedangkan kategori terpencil
ditangani oleh pemerintah daerah.
“Tunjangan guru daerah sangat terpencil kami anggarkan
Rp75 miliar setiap tahunnya. Sehingga sisanya kami serahkan kepada pemerintah
daerah untuk menganggarkan. Ini beberapa program afirmasi yang kami siapkan
untuk daerah khusus,” pungkas Hamid.
(Sumber: edupost.id)
Post a Comment